KEBANGGAAN DIBALIK KETIDAKSEMPURNAAN

Andika Betha Adhikrisna

Memiliki kesempurnaan fisik adalah idaman setiap manusia, namun tidak semua manusia punya kesempatan memiliki kesempurnaan fisik. Berhentikan roda kehidupan mereka? Tentu saja tidak. Mereka adalah manusia punya semangat dan impian dalam menjalani hidup. Di dalam dunia olahraga yang mengangungkan kesempurnaan dan kekuatan fisik pun, mereka masih bisa dan mampu menunjukkan kelebihan ditengah kekurangannya. <br />

Semangat orang-orang dengan keterbatasan, difabel,tuna, atau cacat itulah yang ingin ditunjukkan oleh para peserta Kejuaraan Nasional Atletik Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Juli 2010 lalu di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah. Ratusan atlet difabel dari 19 propinsi berkesempatan untuk unjuk kemampuan dalam melalui 137 nomor lari, lempar, dan lompat sesuai kondisi atlet.<br />

Ironisnya, medali yang mereka terima atas prestasinya hanyalah medali “semu”. Penyelenggara hanya mencatat prestasi di atas kertas belaka, dengan alasan keterbatasan dana. Namun hal itu tidak mengurangi semangat atlet untuk berkompetisi, terbukti dengan sejumlah rekor Asian Paralympic Games dan Pekan Olahraga Cacat Nasional yang berhasil dipecahkan.<br />

Meski banyak prestasi ditorehkan, tidak ada hingar-bingar penonton yang menyambutnya, deretan bangku-bangku di stadion nyaris tanpa isi. Motivasi terbesar bagi para atlet difabel itu hanyalah kejayaan di lintasan dan lapangan. Hanya dengan cara itu mereka dapat pulang dengan kepala tegak sebagai warga negara yang memiliki kemampuan untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.<br />

<br />

Foto dan Teks: Andika Betha Adhikrisna

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi