BANYAK ANAK (TAK LAGI) BANYAK REZEKI

Arief Priyono

Puluhan perempuan itu berbaring dalam kondisi terbius di sebuah tenda, sejumlah lainnya mengigau pertanda mulai mendapatkan kesadarannya. Mereka adalah sebagian ratusan perempuan yang mengikuti program KB massal dengan metode sterilisasi yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Kediri, Jawa Timur Januari lalu. <br />

Kegiatan itu agaknya menjadi jawaban instan dari meledaknya populasi di Kabupaten Kediri yang sepanjang 2011 mencapai 1, 4 juta jiwa, dengan jumlah angka kelahiran bayi pada tahun 2011 menjadi 25.706 naik 105 dari tahun 2010.<br />

Masalah ledakan populasi sudah persoalan serius, dengan jumlah penduduk mencapai 240 jiwa, Indonesia mengalami ketidak seimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dan produksi pangan dan ketersediaan faktor pendukung lainnya. Makanya pemerintah menargetkan laju pertumbuhan penduduk 2012 menjadi 1,3 persen menurun dibanding 2011 yang mencapai 1,49 persen. <br />

Dengan pertumbuhan kurang dari 5 juta jiwa per tahun, diharapkan bisa mengatasi persoalan ancaman ketersediaan pangan, lahan dan energi. Namun hal itu tidak mudah, karena sebagian besar masyarakat masih enggan dengan kontrasepsi, bahkan masih hidup mitos ‘Banyak Anak Banyak Rejeki’, tantangnnya bagaimana menyadarkan mereka bahwa banyak anak tidak lagi banyak rezeki.<br />

<br />

Teks dan Foto: Arief Priyono

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi