PEWARIS FAHOMBO DI BUKIT MATAHARI

Irsan Mulyadi

Masyarakat Nias khususnya di Kabupaten Nias Selatan memiliki tradisi lompat batu yang dalam bahasa daerah disebut "Hombo Batu" atau "Fahombo" yang sudah menjadi atraksi budaya khas Nias yang terkenal. Adalah di desa Bawo Mataluo atau Bukit Matahari dimana masyarakat dapat melihat matahari terbit, merupakan salah satu desa dimana masih sering dijumpai atraksi budaya itu.<br />

Tradisi Hombo Batu diwariskan secara turun-temurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Namun, tidak semua pemuda Nias dapat melakukannya meskipun sudah berlatih Salah satu pewaris yang masih melakukan atraksi itu adalah Cristian Nehe (18) dan Imran Manao (22), dua pemuda yang memang berlatih Hombo Batu sejak kecil. <br />

Masyarakat Nias percaya bahwa selain berlatih, ada unsur lain yakni magis dari roh leluhur dimana seorang pemuda dapat berhasil melompati batu sekitar dua meter dengan sempurna.<br />

NIAS SELATAN.

Awalnya Hombo Batu merupakan tradisi yang muncul dari kebiasaan berperang antar desa, masing-masing desa membentengi wilayahnya dengan batu atau bambu setinggi dua meter. Karena itu, tradisi lompat batu lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang. <br />

Kini fahombo tidak lagi dilakukan sebagai persiapan perang antarsuku, namun sebagai ritual dan budaya masyarakat Nias. Pemuda Nias yang dapat melompat batu dianggap telah dewasa dan matang, sehingga dapat menikah. Kini, lompat batu menjadi warisan budaya dan sebagai salah satu objek wisata di daerah tersebut.<br />

<br />

Teks dan foto: Irsan Mulyadi

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi