BOS KOBRA DARI CIREBON

Bagi sebagian orang melihat ular akan merasa ngeri atau takut karena ular dianggap sebagai hewan buas yang berbisa hingga membahayakan manusia. Namun di desa Kertasura, Kapetakan, Cirebon, Jawa Barat, ceritanya lain, tak sedikit warga di desa tersebut tiap hari bekerja mengolah ular-ular yang dikirim dari pencari ular di berbagai daerah.<br /> Tosin (35) misalnya di kampungnya dia dikenal dengan julukan “Bos Kobra”, sejak beberapa tahun lalu bekerja sebagai pengolah daging dan kulit ular. Meski beresiko tinggi, profesi yang digelutinya kini membuahkan hasil yang baik, hingga kini banyak warga sekitar yang dipekerjakan untuk mengolah ular.<br /> Saat musim hujan dalam sehari dia mampu mengolah sekitar 2 ton ular yang didapat dari warga. Beragam ukuran dan jenis, mulai dari ular air, Piton hingga kobra. Ular yang didapat biasanya dibeli seharga 5.000 hingga 40.000 per ekor. Untuk ular ukuran kecil biasanya dibuang isi perutnya lalu dikeringkan sementara ular ukuran sedang dan besar diambil kulitnya juga dagingnya.<br /> Proses pengolahan ular memang tidak gampang dan lama, untuk menghilangkan bisnya, ular harus direndam dalam bak penampungan sekitar semalaman hingga ular-ular tersebut mati, selanjutnya ular dibelah dan dibersihkan setelah itu dijemur hingga kering.<br /> Kulit dan daging ular yang sudah dikeringkan kemudian dikirim ke pengepul untuk dijadikan bahan baku kerajinan seperti tas dan dompet, sementara daging ular yang sudah dikeringkan selanjutnya dikirim untuk kemudian di ekspor ke berbagai negara seperti cina dan korea untuk bahan baku makanan disana. Dalam sebulan Tosin, rata-rata mengirim hingga 2 ton kulit dan daging ular dengan harga sekitar 50 ribu untuk daging ular kering dan 100 ribu untuk kulit ular ukuran 90 cm.<br /> Tosin sebenarnya menyadari usahanya tersebut beresiko terhadap keselamatan dirinya dan pekerjanya, sewaktu-waktu patokan ular berbisa mengancam mereka, bukan hanya itu pengekspoitasian ular secara besar-besaran bisa merusak ekosistem dan berdampak seperti tak terkendalinya hama tikus di sawah. Namun Tosin merasa usaha itu yang menghidupinya dia berharap bisa mendapat usaha yang lain sehingga usaha pengolahan ularnya ia tinggalkan. <br /><br /><br />Teks & Foto : Dedhez Anggara<br />

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi