RISAU MANINJAU

Iggoy el Fitra

Bertahun-tahun sudah, mereka risau. Petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, kembali mengalami kerugian besar. Tanpa pertanda, mendadak saja ikan mas dan nila yang hampir masa panennya itu mati.<br />

<br />

Tahun ini adalah yang kelima musibah kematian mendadak ikan-ikan di danau kaldera itu. Hampir 400 ton ikan keramba jaring apung milik petani di Jorong (desa) Alai dan Muko-muko, Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya, Senin (11/8).<br />

Petani keramba menyaksikan ikan-ikannya yang mati mendadak

Petani keramba menyaksikan ikan-ikannya yang mati mendadak

<br />

Petani merugi miliaran rupiah, berbagai upaya telah dilakukan seperti meski pemberian oksigen ke perairan danau dengan pompa oksigen, melakukan panen dini dan memindahkan ikan yang masih belum layak jual ke area pinggir danau, tapi tetap saja kerugian tak terhindarkan. <br />

<br />

Petani keramba menyaksikan ikan-ikannya yang mati mendadak

Ikan-ikan yang mati mendadak dan air danau yang kotor

Menurut pejabat berwenang setempat, kematian ikan secara massal akibat cuaca cukup panas, sehingga terjadi perubahan suhu di perairan. Pada bagian permukaan air danau panas dan dasar perairan cukup dingin, sehingga terjadi pembalikan arus. <br />

<br />

Sementara itu ada juga anggapan endapan pakan ikan yang mengandung zat fosfor dan amoniak, sehingga oksigen di dalam air berkurang, enyebabkan yang berada di keramba akan kesulitan bernapas dan akhirnya mati.<br />

Petani keramba membersihkan ikan-ikannya yang mati mendadak

Ikan-ikan yang mati mendadak

<br />

Danau Maninjau mempunyai luas sekitar 9.950 Ha dengan kedalaman maksimal 165 meter, dan hanya mempunyai satu aliran keluar, yaitu melalui sungai Batang Antokan. Ini mengakibatkan waktu tinggal air di danau menjadi lama, yaitu 21 tahun. Lamanya waktu tinggal, mengakibatkan limbah yang ada didalam danau sulit keluar melalui sungai. <br />

<br />

Petani keramba membersihkan ikan-ikannya yang mati mendadak

Petani keramba membersihkan ikan-ikannya yang mati mendadak

Sementara dari mulut ke mulut, tersebar pula kematian ikan akibat "tubo belerang" atau racun belerang yang menguap dari dasar danau terkait danau itu bekas kaldera gunung api.<br />

<br />

Namun bagaimana mengatasi agar musibah tidak terjadi setiap tahun, sedangkan keramba pun semakin banyak mengapung. Di tepian, angin membawa bangkai ikan dan aroma amis yang menyengat. Risau petani tidak jua tamat. <br />

Petani keramba menyaksikan ikan-ikannya yang mati mendadak

<br />

<br />