SEMBURAT ISLAM DI TANAH HINDUSTAN

<br />Menarik untuk direnungkan, di negeri tempat lahirnya agama Hindu dan Buddha, Islam pun mewarnai peradabannya. Meskipun bukanlah agama yang dianut sebagiaan besar warga India, peninggalan-peninggalan sejarah Islam tetap dihargai. Tidak ada upaya untuk merusak, tidak juga ada sinisme atau sentimen, sebagaimana yang terjadi di beberapa negara terhadap agama minoritas. Apa pun latar belakangnya, warisan budaya leluhur wajib untuk dijaga. Sehingga generasi penerus dapat melihat, merasakan, menghayati, dan mempelajari asal muasal mereka.<br /><br /><br /> Ismar Patrizki <br />

Sembilan abad lampau, ajaran Islam masuk ke bumi Hindustan. Penguasa muslim dari Dinasti Ghaznawiyah, Mamluk, Khalji, Tughlaq, Sayyid, Lodi, dan Mughal secara bergantian bertakhta dan menghantar Islam mencapai masa keemasan di India. Runtuhnya Dinasti Mughal pada sekitar abad 18 menandai berakhirnya masa kekuasaan Islam di India.<br />

<br />Torehan sejarah emas Islam di India kini masih bisa disaksikkan melalui beberapa peninggalan yang tersebar di beberapa wilayah, di antaranya di New Delhi dan Agra. Bangunan-bangunan indah nan megah seperti Menara Qutb Minar, Masjid Jama, Purana Qila, Benteng Merah, Hauz Khas, Makam Humayun, dan ‘monumen cinta’ Shah Jahan kepada mendiang istrinya, Mumtaz Mahal, Taj Mahal, merupakan bukti kejayaan Islam di India. <br />

<br />Meski kini Islam merupakan agama minoritas, peninggalan-peninggalan Islam tetap terjaga dan terawat apik di India. Kehormatan tinggalan-tinggalan tersebut terjaga meski kini sebagian besar hanya menjadi monumen sejarah tempat wisata yang setiap hari tak pernah sepi pengunjung.<br />

<br />Menarik untuk direnungkan, di negeri tempat lahirnya agama Hindu dan Buddha, Islam pun mewarnai peradabannya. Meskipun bukanlah agama yang dianut sebagiaan besar warga India, peninggalan-peninggalan sejarah Islam tetap dihargai. Tidak ada upaya untuk merusak, tidak juga ada sinisme atau sentimen, sebagaimana yang terjadi di beberapa negara terhadap agama minoritas. Apa pun latar belakangnya, warisan budaya leluhur wajib untuk dijaga. Sehingga generasi penerus dapat melihat, merasakan, menghayati, dan mempelajari asal muasal mereka.<br /><br /><br />Foto dan Teks: Ismar Patrizki <br />

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi