KAUM HULU PULAU SIBERUT

Hafidz Mubarak A

Drak.. drak.. drak.. Suara kaki beradu lantai kayu rumah panggung menandakan dimulainya tarian Uliat Paligi oleh para 'Sikerei' (dukun-dukun suku Mentawai). Tarian yang mengisahkan burung elang dan seekor ayam itu merupakan salah satu tarian yang dilakukan Suku-suku di Mentawai dalam acara pesta.

Terdapat banyak suku yang menempati pedalaman-pedalaman di Kepulaan Mentawai Khususnya Pulau Siberut. Seperti suku Sakaleo yang tinggal di hulu-hulu sungai yang bermuara di daerah Muara Siberut.

Hidup jauh dari peradaban kota yang mudah mencari kebutuhan sehari-hari, suku-suku di Mentawai mengandalkan alam untuk menghidupi dirinya dari sandang, pangan maupun papan. "Alam telah memberikan, bagaimana kita menjadikannya bermanfaat untuk kita," kata Yen, seorang pemandu yang menerjemahkan bahasa pedalaman Mentawai yang diucapkan Saman Kafi, seorang Sikerei dari Suku Sakaleo sembari mengasah goloknya untuk menebang pohon sagu.

Warga adat Suku Mentawai berdiri di dekat lampu petromak di rumahnya di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Warga adat Suku Mentawai beraktifitas dirumahnya di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Salah satu persembahan alam yang dinikmati mereka yakni pohon sagu yang tumbuh subur di tepian hulu sungai dimana daunnya digunakan untuk atap rumah, sagunya untuk dimakan, batangnya untuk kayu bakar dan ampas sagunya untuk makanan ternak seperti babi dan ayam yang bersarang di bawah rumah panggung.

Kaum penunggu hulu sungai Siberut ini juga masih menjaga nilai-nilai dari leluhurnya seperti mengadakan ritual-ritual, mengenakan pakaian adat, berburu dan membuat sampan.

Suku yang diperkirakan nenek moyangnya datang ke Pulau Siberut sekitar 3.000 tahun lalu itu menetap di rumah panggung besar atau disebut juga "uma" yang berada di tanah-tanah suku, dimana tengkorak-tengkorak hasil buruan terpajang di dinding-dinding.

Suasana rumah warga adat Suku Mentawai di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Warga adat Suku Mentawai beraktifitas disungai dekat rumahnya di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Pesona pemandangan kehidupan alam di Taman Nasional Siberut berpadu dengan kekayaan budaya, adat istiadat, dan alam dari Suku Mentawai menjadi warisan kekayaan Indonesia yang harus tetap dipertahankan. 

Selain di Pulau Siberut, suku-suku Mentawai juga tersebar di pulau-pulau lainnya seperti di pedalaman pulau Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan yang hidup penuh dengan keharmonisan alam dan budayanya.

Warga adat Suku Mentawai berburu menggunakan panah di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Lukisan hewan untuk upacara adat tergambar sudut rumah warga adat Suku Mentawai di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Warga adat Suku Mentawai berburu mengenakan pakaian dari daun pisang di rumahnya di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Warga adat Suku Mentawai memotong babi untuk keperluan adat di rumahnya di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Warga adat Suku Mentawai memeras kulit batang beiko untuk dijadikan pakaian tradisional di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Sikerei (dukun Suku Mentawai) menarikan tarian Uliat Piligi di Dusun Rorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Warga adat Suku Mentawai beraktifitas di rumahnya sesudah melakukan tarian adat di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Warga adat suku Mentawai menunjukan tato khas sukunya di wilayah Dorogot, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Foto dan teks: Hafidz Mubarak A

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi