MOROTAI MENATAP MEGA MINAPOLITAN

Fanny Octavianus

Perahu kayu itu bersandar di sebuah reruntuhan bangunan 'cold storage' di pesisir kota Daruba yang merupakan kota kabupaten Pulau Morotai. Tepian lambung perahu itu terlukis nama Bintang Pasifik.

Ya, Morotai merupakan salah satu pulau terluar di provinsi Maluku Utara dengan luas luas 2.476 km persegi yang menjadi jendela nusantara menghadap Samudera Pasifik. Perairan pulau itu merupakan jalur migrasi tuna dari Pasifik ke laut di nusantara dan sebaliknya.

Dengan segala potensi kelautannya Morotai digadang-gadang menjadi sebuah kawasan Mega Minapolitan. Minapolitan sendiri adalah sebuah konsep yang dilontarkan lima tahunan lalu, saat Menteri Kelautan dan Perikanan masih dijabat Fadel Mohammad.

Perahu bersandar di sebelah reruntuhan bangunan 'cold storage' di Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Suasana di dermaga nelayan desa Usbar Pantai, Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Namun Morotai kini masih jauh dari apa yang diharapkan akan terwujud. Meski pembangunan infrastruktur di darat telah mulai dirasakan warga, namun justru di pesisir yang merupakan basis konsep Minapolitan sendiri, infrastruktur industri perikanan belum juga dibangun.

Sejumlah 'cold storage' yang merupakan fasilitas penyimpanan ikan justru tak digunakan lagi bahkan hanya menjadi reruntuhan.

Nelayan tuna di pesisir timur Morotai rata-rata menjual langsung tangkapannya pada kapal pengusaha ikan dari Bitung. Sebagian kecil lainnya diolah menjadi fillet yang kemudian dikirim juga ke Bitung, Sulawesi Utara.

Nelayan membongkar tangkapan ikan tunanya di dermaga desa Daeo, Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Abdul Rahman asal Tobelo menunjukkan ikan cakalang yang dibelinya dari nelayan Morotai di pulau Kolorai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Jika saja pengolahan ikan dan ekspor dapat dilakukan langsung dari Morotai, mungkin nelayan dapat berharap harga jual yang lebih tinggi dari hasil tangkapannya.

Ikan cakalang juga dikirim ke luar pulau. Sementara ikan Roa andalan kecamatan Wayabula diolah dengan pengasapan sebelum dijual ke Manado sebagai bahan sambal Roa.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2012, kabupaten Pulau Morotai memiliki 160 jenis ikan yang bernilai ekonomis dan 31 jenis ikan komersial.

Pekerja memotong ikan tuna di tempat pengolahan fillet ikan tuna di desa Daeo, Morotai Timur, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Nelayan memeriksa jaring di desa Wanabuya, Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Potensi perikanan yang diperkirakan mencapai 148.473,8 ton per tahun dengan jumlah potensi lestari yang dapat dimanfaatkan sebesar 81.660,6 ton per tahun.

Sedangkan untuk sektor budidaya laut, kawasan pesisir dan laut kepulauan Morotai dapat dijadikan tempat pengembangan kerapu, lobster, rumput laut, dan mutiara.

Sementara itu potensi produksi ikan tuna di perairan Pulau Morotai diperkirakan mencapai 60 ribu ton per tahun namun yang dimanfaatkan selama ini masih di bawah 10 ribu ton per tahun, itu pun sebagian besar dinikmati nelayan luar Morotai, seperti Sulawesi Utara juga nelayan dari negara tetangga.

Kelompok nelayan memberi makan ikan kerapu dalam keramba di perairan pulau Kolorai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Mochtar menunjukkan ikan julung atau roa yang telah diasap dan siap dijual di tempat pengasapannya di desa Wanabuya, Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Kabar baiknya, pemerintahan Jokowi-JK kini berkomitmen dalam pengembangan Maritim. Pulau Morotai pun telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus yang akan mendukung sektor perikanan.

Diharapkan lebih banyak investor untuk pengolahan dan distribusi hasil laut Morotai dan dapat mengangkat kehidupan warga yang mayoritas nelayan itu ke tingkat yang diharapkan. Menjadi bintang di tepian Pasifik.

Warga mengolah ikan tangkapan untuk dimasak dalam sebuah acara kematian di desa Daeo, Morotai Timur, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Warga membawa pulang ikan yang dibelinya dari nelayan di pulau Kolorai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.

Sebuah logo ikan berkarat di pintu masuk reruntuhan bangunan 'cold storage' di Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Perahu nelayan melintas di dekat 'cold storage' yang tak lagi digunakan di desa Tilei Pantai, Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai, Maluku Utara.

Foto dan Teks: Fanny Octavianus

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi