MENENGOK KAMPUNG MAJAPAHIT DI TROWULAN

Syaiful Arif

Ingin merasakan kembali suasana hidup di kampung zaman kerajaan besar Majapahit? Cobalah datang ke kecamatan Trowulan Mojokerto, Jawa Timur, di tempat itu yang dulu merupakan ibukota kerajaan, kini tengah dibangun kembali kampung atau desa dengan nuasa dan bentuk bangunan yang dibuat mirip dengan yang ada di zaman dulu.

Adalah Pemprov Jatim sejak tahun 2014 yang mencoba mengembangkan pariwisata di kawasan itu dengan membangun perkampungan nuansa Majapahit tempo dulu, belum lengkap semua memang, namun tak kurang 296 rumah telah dibangun yang tersebar di tiga desa yaitu Bejijong, Sentonorejo dan Jatipasar di Kecamatan Trowulan yang semua bentuk dan modelnya disesuaikan dengan rumah hunian kampung zaman Majapahit.

Desain awal bentuk rumah yang dibangun itu berdasarkan hasil rekonstruksi para arsitek dan arkeolog terhadap sebuah rumah para kawulo (masyarakat biasa) pada zaman Majapahit, lengkap dengan dinding kayu dan atap genteng yang saat ini masih tersimpan di Museum Trowulan, Mojokerto. Dengan konsep di zaman itu, ruangan rumah hanya berfungsi sebagai tempat tidur, sementara aktivitas kehidupan lainnya dilakukan di luar rumah.

Sa'dia (52) berada di depan bangunan rumah khas Majapahit yang dijadikan warung kelontong di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Suasana pembangunan rumah khas Majapahit dan pagar di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Bentuk bangunan rumahnya menyerupai pendopo, terbuka dengan tiang kayu penyangga berjumlah 4 sampai 8 buah. Lantai terbuat dari batu sungai yang ditutup dengan bata merah. Atap rumah berbentuk limas segitiga memanjang dari bahan kayu.

Desain rumah kampung Majapahit yang dipakai saat ini tidak jauh berbeda dengan desain hasil rekonstruksi, hanya bangunan rumah ini dibuat tertutup dengan tembok batu bata merah dan melebar dengan dua daun pintu kembar yang terbuat dari kayu. Selain itu terdapat dua buah jendela pada sisi kiri dan kanan bangunan.

Pemanfaatan bangunan rumah hunian khas zaman Kerajaan Majapahit nantinya akan digunakan untuk penginapan (home stay) bagi wisatawan, toko suvernir barang kerajinan dan seni (art shop) dan tentu saja menjadi obyek wisata tersendiri bagi mereka yang ingin melihat bagaimana suasana perkampungan kerajaan zaman dahulu.

Warga bersantai di dalam rumah khas Majapahit di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Pelajar melintas di depan rumah khas Majapahit di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Tahun 2016 Pemerintah Provinsi dan Pemkab Mojokerto menargetkan pembangunan rumah khas kampung Majapahit di seluruh desa di wilayah Trowulan. Karena kawasan tersebut nantinya akan menjadi pusat peniggalan budaya Majapahit (Majapahit Heritage).

Jika itu tercapai maka masyarakat bisa menyaksikan kembali nuansa peninggalah sejarah kerejaan terbesar di Jawa, tidak hanya dengan menyaksikan artefak-artefak yang tersimpan di museum tapi juga sedikit bisa melihat merasakan kehidupan perkampungan zaman era Majapahit.

Warga melintas di depan rumah khas Majapahit di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Pekerja melakukan finishing rumah khas Majapahit di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Hasil rekonstruksi para arsitek dan arkeolog sebuah rumah para kawulo (masyarakat biasa) pada zaman Majapahit di Museum Majapahit Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Hasil rekonstruksi para arsitek dan arkeolog sebuah rumah para kawulo (masyarakat biasa) pada zaman Majapahit di Museum Majapahit Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Relief bangunan rumah yang terdapat pada Candi Minak Jinggo di Dusun Unggah-unggahan, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Patung dan piring kuno dipajang di rumah khas Majapahit di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Deretan bangunan rumah khas Majapahit di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Rumah khas Majapahit di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Patung raja Kerajaan Majapahit Hayam Wuruk dipajang di salah satu rumah khas Majapahit yang dijadikan art shop di Desa Bejijong, Mojokerto, Jawa Timur.

Foto dan Teks: Syaiful Arif

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi