MENJAGA PULAU TERLUAR, MENJAGA KEDAULATAN

Zabur Karuru

Seringkali kita mendengar slogan “Dari Sabang sampai Merauke” untuk menggambarkan wilayah teritorial Indonesia dari barat sampai ke timur tanpa mengetahui persis rupa dari daerah yang dimaksud.

Sabang yang disebut sebagai batas terluar Nusantara merupakan salah satu kota administratif di Provinsi Aceh dan terletak di Pulau Weh, namun pulau ini bukanlah batas akhir Indonesia. Harus dilakukan perjalanan laut sejauh 15 mil dari Pulau Weh untuk sampai di titik akhir teritorial darat Indonesia yakni Pulau Rondo.

Pulau tersebut selalu dijaga oleh 34 personil TNI yang terdiri 24 Marinir dan 10 Rider yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar. Pergantian pasukan penjaga dilakukan setiap 9 bulan sekali.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar mengamati suasana sekitar dari menara pantau ketika berpatroli di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar bersantai di samping barak di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Selama masa tugas, pasukan Pulau Rondo tinggal di sebuah barak berukuran kurang lebih 20 x 5 meter yang berjarak sekitar 200 meter dari garis pantai terluar Indonesia. Untuk dapat sampai di pos jaga di garis pantai terluar, pasukan Pulau Rondo harus menaiki sekitar 300 anak tangga alami di antara pepohonan.

Patroli yang dilakukan setiap hari oleh pasukan Pulau Rondo mengandung makna lebih dari sekadar menjaga keamanan pulau, melainkan juga menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui gerbang terdepan. Namun karena keterbatasan fasilitas, pasukan hanya melakukan penyisiran darat setiap hari dan sesekali patroli laut.

Selain patroli, pasukan Pulau Rondo juga bercocok tanam dan bergantian bepergian ke kota Sabang untuk membeli kebutuhan sehari-hari terlepas dari bantuan logistik yang diperoleh setiap bulan dari pemerintah setempat serta ikan dari nelayan yang singgah di pulau itu.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar bersiap-siap berpatroli di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar menaiki menara pantau ketika berpatroli di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar berpatroli dalam hutan di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar beristirahat di Tugu Nol KM ketika berpatroli di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar mengamati suasana sekitar dari menara pantau ketika berpatroli di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar berpatroli di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar mengangkut logistik menuju Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar mengangkut logistik menuju Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar memetik cabai yang ditanam di pekarangan barak di Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Prajurit Korps Marinir yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar berpatroli di dermaga Pulau Rondo, Sabang, Aceh.

Foto dan Teks: Zabur Karuru

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi