TARI PERANG CACI, SIMBOL HEROISME DARI MANGGARAI

Wahyu Putro A

Seorang penari yang biasa disebut paki berlari kecil dengan membawa cambuk disertai suara lonceng yang dikenakan di paha bagian belakang. Sedangkan ta'ang atau penari yang berperan menangkis sabetan cambuk bersiaga dengan membawa tameng.

Mereka mementaskan tarian Perang Caci,pertarungan antara dua orang pria, satu lawan satu, secara bergantian mencambuk lawannya.

Dilengkapi pakaian perang berupa celana warna putih bersalut kain adat Songke warna hitam yang dihiasi kerincingan mereka beradu.

Penari membawa cambuk ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Penari mengenakan kerincingan ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Paki berusaha memecut lawannya menggunakan cambuk yang terbuat dari kulit kerbau, secara sigap ditangkis oleh ta'ang menggunakan tameng yang juga terbuat dari kulit kerbau yang dikeringkan serta busur dari bambu berjalin rotan.

Caci mengajarkan heroisme dan kemurnian hati, juga memuat unsur seni karena pemain dapat bernyanyi dan menari tradisional Manggarai.

Permainan caci juga menggambarkan sikap sportif karena tidak menyimpan sikap dendam usai dimainkan.

Penari mengenakan tutup muka untuk menangkis sabetan cambuk ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Penari bersiap menangkis sabetan cambuk ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Pada dasarnya pementasan caci merupakan pesta besar, karena desa penyelenggara memotong kerbau beberapa ekor untuk makanan para pemain dan penonton.

Saat ini, tari Caci dimainkan dalam acara khusus, seperti upacara syukuran hasil panen, penyambutan tamu kehormatan dan upacara-upacara adat lainnya.

Penari mencambuk rekannya ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Penari menerima cambukan ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Goresan akibat sabetan cambuk terlihat di salah satu penari usai menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Seorang anak mengikuti pementasan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Penari mencambuk rekannya ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Penari membawa tameng dan busur dari rotan ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Penari mengenakan tutup muka untuk menangkis sabetan cambuk ketika menampilkan tari perang Caci di Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Foto dan Teks: Wahyu Putro A

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi