PENGABDIAN BIDAN DAERAH TERPENCIL

Syaiful Arif

Siang itu, dua orang perempuan berseragam menenteng tas dan kotak peralatan kesehatan berjalan menyeberangi sungai dan dilanjutkan jalan setapak menuju desa Nampu, sebuah desa terpencil di kawasan Jombang, Jawa Timur yang menjadi jadwal kunjungannya hari itu.

Menjadi seorang bidan di kawasan desa terpencil bagi Nurul Idawati (39) menyisakan kisah tersendiri. Bagi Nurul, selaku bidan yang melayani kesehatan masyarakat terpencil merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Seringkali dalam menjalankan tugasnya ia harus berjalan kaki sepanjang empat kilometer menyeberangi sungai dan melintasi jalan setapak, namun hal itu tidak mematahkan semangatnya sebagai bidan desa yang telah dijalaninya selama 15 tahun.

Sebulan sekali ia dibantu bidan mandiri Rurita rajin mendatangi sejumlah posyandu, salah satunya di Dusun Nampu. Jika kondisi debit air sungai tinggi, dan sungai tidak bisa diseberangi ia terpaksa menunda kunjungannya untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi 44 kepala keluarga dan lima balita di desa itu.

Bidan desa Nurul Indawati melewati sisi tebing menuju desa pelosok untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada 44 kepala keluarga dan 5 balita di Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa Nurul Indawati (depan) bersama bidan mandiri Rurita melewati jalan setapak menuju desa pelosok untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada 44 kepala keluarga dan 5 balita di Jombang, Jawa Timur.

Pada awal-awal penugasannya di tahun 2001 lalu, ia sempat berkecil hati karena melihat medan yang cukup berat, minim sarana dan prasarana. Namun semua kendala itu akhirnya terbayarkan saat melihat sambutan warga desa yang hangat dan sangat mengharapkan kehadirannya sehingga makin bersemangat untuk menjalankan tugasnya.

Dengan dukungan warga desa, bidan Nurul bertekad untuk lebih meningkatkan pengabdiannya dengan memberi layanan yang lebih untuk menekan angka kematian ibu saat melahirkan dengan memberi sosialisasi dan penanganan cara persalinan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ibu-ibu warga desa yang masih akrab dengan persalinan yang dilakukan para dukun bayi tradisional.

Bidan desa Nurul Indawati (kiri) bersama bidan mandiri Rurita (kanan) berjalan melewati sungai saat menuju desa pelosok untuk memberikan pelayanan kesehatan di Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa berjalan melewati tepi sungai menuju desa pelosok untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada 44 kepala keluarga dan 5 balita di Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa Nurul Indawati (kiri) dibantu bidan mandiri Rurita (kanan) menimbang balita di Dusun Nampu, Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa Nurul Indawati melakukan pemeriksaan balita di Dusun Nampu, Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa Nurul Indawati (dua kiri) bertemu dengan warga saat tiba di wilayah pelosok di Dusun Nampu, Jombang, Jawa Timur.

Perlengkapan bidan desa Nurul Indawati di Dusun Nampu, Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa Nurul Indawati (dua kanan) dan bidan mandiri Rurita (kanan) berdialog dengan warga usai pelayanan kesehatan di Dusun Nampu, Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa Nurul Indawati (kiri) dan bidan mandiri Rurita (kanan) di Dusun Nampu, Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa kembali ke rumah dinas setelah memberi pelayaan kesehatan di Jombang, Jawa Timur.

Bidan desa Nurul Indawati bercengkerama sejenak dengan buah hatinya sepulang dari wilayah pelosok di Desa Klitih, Jombang, Jawa Timur.

Foto dan Teks: Syaiful Arif

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi