GELIAT WISATA BANDA

Fanny Octavianus

Pada awalnya adalah pala. Buah berwarna kekuningan dengan biji hitam yang dilapisi selaput merah itu menjadi tujuan pendatang dari berbagai suku bangsa menjejakkan kaki mereka di kepulauan Banda ratusan tahun lalu.

Kini, tak hanya buah pala, keindahan alam -gunung api dan bawah laut-, budaya dan sejarah yang dimiliki Banda menjadi salah satu andalan provinsi Maluku menggaet pundi-pundi dari wisatawan domestik maupun mancanegara.

Banda Neira, salah satu pulau yang berseberangan dengan gunung api Banda, menjadi pusat aktivitas wisata di kepulauan tersebut. Di tempat itu pada 15-17 Desember 2016 dihelat festival “Wonderful dan Amazing Banda”.

Kepulauan Banda dengan gunung api aktifnya dilihat dari anjungan kapal cepat, Maluku.

Seorang turis mancanegara memperhatikan perahu 'belang' yang melintas di perairan pulau Banda Neira, Maluku.

Sejumlah kegiatan meramaikan acara itu, dari lomba balap dayung perahu 'kole-kole', 'manggorebo belang' (balap dayung perahu belang), lomba berenang melintas selat, lomba fotografi serta disemarakkan penampilan tari cakalele dari desa adat Lonthoir. Keramaian acara itu melengkapi 'sajian' wisata Banda yang juga memiliki wisata sejarah dan alamnya.

Di Banda terdapat banyak bangunan bersejarah seperti Benteng Belgica yang dicalonkan menjadi situs warisan dunia UNESCO sejak 1995, Istana Mini, Gereja Tua Hollandische Kerk yang disebut-sebut sebagai gereja tertua di Asia Tenggara, serta terdapat rumah pengasingan tokoh sejarah Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan Dr Cipto Mangunkusumo.

Wisatawan juga dapat menikmati wisata alam Banda yang mempesona. Dari menaiki puncak gunung api yang masih aktif hingga menikmati pemandangan bawah laut di 22 titik penyelaman di kepulauan Banda.

Warga kepulauan Banda menyaksikan perlombaan dayung perahu 'belang' di perairan Banda, Maluku.

Warga mengikuti perlombaan dayung perahu 'belang' di perairan Banda, Maluku.

Potensi pariwisata sedemikian besar membuat Banda menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia dan festival wisata di Banda diharapkan dapat menjadi agenda top even wisata tahunan sehingga membawa dampak positif di industri wisata setempat dan akhirnya dapat mengerek Banda menjadi destinasi wisata dunia.

Sebuah dayung tergeletak di dermaga saat lomba perahu 'kole-kole' di Banda Neira, Maluku.

Wisatawan menyelam di kawasan 'lava flow' perairan gunung api Banda, Maluku.

Tempat sirih berlambang Pancasila menyertai tarian Cakalele di Banda Neira, Maluku.

Penari dari desa Lonthoir membawakan tari Cakalele Siamale di Banda Neira, Maluku.

Pengiring tarian Cakalele bersiap sebelum tampil di depan Istana Mini, Banda Neira, Maluku.

Suasana Benteng Belgica di Banda Neira, Maluku.

Suasana rumah pengasingan Mohammad Hatta di Banda Neira, Maluku.

Warga duduk di jendela rumahnhya di Banda Neira, Maluku.

Gereja Tua Banda di Banda Neira, Maluku.

Warga melintas jalanan di Banda Neira, Maluku.

Warga beraktivitas di dermaga penyeberangan antar pulau di Banda Neira, Maluku.

Warga menunjukkan buah pala yang telah matang di Banda Neira, Maluku.

Foto dan Teks: Fanny Octavianus

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi