MENYUCIKAN ALAM DARI BALI

Nyoman Budhiana

Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1939, hampir semua pantai di Bali tampak dipenuhi ribuan Umat Hindu untuk menyucikan diri dan alam.

Mereka datang dari berbagai desa adat di Pulau Dewata secara bergiliran untuk memohon kesucian dalam rangkaian upacara penyucian yang disebut Melasti.

Melasti juga disebut Melis atau Mekiyis yang bermakna untuk melebur secara spiritual segala macam kekotoran alam semesta atau disebut "Bhuana Agung" dan diri manusia atau "Bhuana Alit" yaitu khususnya menyucikan pikiran, perkataan dan perbuatan.

Umat Hindu membawa benda-benda sakral untuk disucikan dalam upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Padanggalak.

Umat Hindu membawa sesajen dalam upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Padanggalak.

Pada pelaksanaannya, mereka beriringan menuju laut, sebagian juga ke danau atau sumber air yang disucikan dengan membawa benda-benda sakral sebagai simbol Sang Pencipta. Laut, danau, atau mata air dianggap sebagai sumber kehidupan dan tempat peleburan kotoran tersebut.

Umat Hindu dari 1.480 desa adat di delapan kabupaten dan Kota Denpasar secara bergiliran melaksanakan kegiatan keagamaan tersebut dengan adat khasnya masing-masing.

Namun demikian upacara Melasti yang digelar pada prinsipnya sama yaitu umumnya dengan rangkaian upacara kurban, persembahyangan dan penyucian dengan mencelupkan secara simbolis benda-benda sakral ke laut.

Umat Hindu menjaga benda-benda sakral dalam upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Padanggalak.

Wanita Hindu membawakan tari sakral pada prosesi upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Padanggalak.

Tahun ini, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali menetapkan waktu tiga hari, 25-27 Maret 2017, bagi seluruh desa adat di Pulau Dewata untuk melaksanakan kegiatan ritual Melasti.

Tiap desa adat dapat memilih salah satu dari tiga hari baik yang telah ditetapkan untuk melaksanakan ritual Melasti sesuai tempat, waktu dan keadaan.

Ritual Melasti dilanjutkan dengan Hari Raya Nyepi dengan harapan kehidupan di bumi ini agar senantiasa berada dalam jalur yang benar dan harmonis sesuai dengan ketentuan kitab suci Weda.

Umat Hindu membawa keris untuk prosesi upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Petitenget.

Umat Hindu menempatkan topeng Rangda untuk disucikan dalam upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Padanggalak.

Wanita Umat Hindu yang kesurupan berdoa pada prosesi upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Petitenget.

Sesajen disapu ombak saat dilarung pada upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Purnama.

Umat Hindu mencelupkan kaki ke air laut pada upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1939 di Pantai Purnama.

Foto dan Teks: Nyoman Budhiana

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi