PANJANG JIMAT, MEMAKNAI KELAHIRAN NABI

Dedhez Anggara

Pada bulan maulid atau 12 Rabiul awwal beberapa keraton di Cirebon memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan menggelar tradisi Panjang Jimat. Salah satu tradisi yang masih melekat di tanah wali saat perayaan muludan yang diwariskan oleh Syeikh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Ribuan orang dari berbagai wilayah berdatangan ke keraton Kanoman untuk menjemput berkah pada perayaan tersebut, melakukan berbagai ritual seperti mandi di sumur keramat, mengambil air bekas cucian benda-benda pusaka hingga melakukan sungkeman ke Sultan XII Pangeran Raja Muhammad Emirudin.

Panjang Jimat sendiri merupakan prosesi penyucian benda pusaka yang ada di keraton tersebut, berasal dari kata Panjang (piring keramik besar) yang dimaknai tempat wadah yang luas dan Jimat (diaji/ dirumat) yang diartikan dipelajari dan diamalkan kembali ajaran-ajaran islam melalui simbol-simbol benda pusaka.

Sejumlah warga mandi di sumur kejayan saat menunggu prosesi Pelal Panjang Jimat.

Sejumlah warga beristirahat di bangsal keraton menunggu prosesi Malam Pelal.

Puncak acara Panjang Jimat adalah Malam Pelal yang dimulai dengan Iring-iringan Keluarga keraton dan abdi dalem membawa beda pusaka dari langgar alit melewati lawang Siblanong dengan lantunan shalawat nabi menuju langgar agung dan dilanjutkan membaca kitab shalawat Barzanji.

Bagi sebagian masyarakat, Panjang Jimat merupakan pemaknaan kembali pada kesucian dan ajaran-ajaran Islam dari proses kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diwariskan Sunan Gunung jati sebagai penyebar agama Islam di tanah Cirebon.

Sejumlah abdi dalem melakukan proses mencuci Beras Jimat.

Seorang warga mengambil air bekas cucian Beras Jimat.

Sejumlah abdi dalem melakukan proses mencuci Beras Jimat.

Sejumlah abdi dalem menyiapkan buah yang akan dibawa saat prosesi Pelal Panjang Jimat.

Seorang warga melakukan sungkeman kepada Sultan Raja Emirudin.

Sejumlah abdi dalem menyiapkan Panjang yang akan dibawa ke Langgar Agung.

Salah satu benda pusaka yang akan dibawa pada prosesi Malam Pelal.

Iring-iringan abdi dalem wanita membawa lilin saat prosesi Malam Pelal Pajang Jimat.

Iring-iringan abdi dalem wanita membawa benda pusaka saat prosesi Malam Pelal Pajang Jimat.

Tiga abdi dalem duduk di bawah panji simbol Macan Ali.

Foto dan Teks: Dedhez Anggara

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi