TRADISI SEBARAN APEM YAA QOWIYYU

Aloysius Jarot Nugroho

Di bawah panas terik mentari ribuan warga dari dalam maupun luar kota telah berkumpul di pelataran Sendang Plampeyan, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Seusai Salat Jumat dua gunungan kue apem Lanang dan Wadon diturunkan ke pelataran Sendang Plampeyan untuk didoakan.

Seusai didoakan, sebanyak lima ton kue apem disebar oleh Pengelola Pelestari Peninggalan Ki Ageng Gribig dari dua bangunan menara dan masyarakat yang telah menunggu sejak pagi saling berebut untuk mendapatkannya. Mereka menyakini akan mendapatkan berkah jika berhasil mendapatkan kue yang dikenal dengan ‘Apem Yaa Qowiyyu’.

Tradisi menyebar apem ‘Yaa Qowiyyu’ merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat Jatinom, Klaten, Jawa Tengah untuk mengenang seorang tokoh penyebar agama Islam di Jatinom, Ki Ageng Gribig, yang dilaksanakan setiap hari Jumat pada bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.

Seorang ibu memasak kue apem untuk persiapan tradisi sebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Seorang warga menata kue apem saat membuat gunungan Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Prosesi penyebaran itu diawali kirab gunungan apem, Gunungan Lanang dan Wadon dikirab mengelilingi desa dan berhenti di Masjid Besar Jatinom untuk disemayamkan semalam sebelum keesokan harinya disebarkan kepada masyarakat.

Menurut sejarah, pertama kali asal kue apem tersebut dibawa Ki Ageng Gribig dari Mekkah seusai melakukan ibadah haji sebagai buah tangan untuk anak, cucu, warga dan pengikutnya. Namun karena tidak cukup maka Ki Ageng Gribig menyuruh istrinya untuk membuatkan kue apem kembali untuk dibagikan kepada warga dan pengikutnya pada waktu itu.

Sebutan ‘Yaa Qowiyyu’ berasal dari penggalan doa “Yaa qowiyyu, Yaa Aziz qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin” yang berarti ‘Ya Tuhan, berikanlah kekuatan kepada kita segenap kaum muslimin’.

Sejumlah abdi dalem Keraton Surakarta mengikuti prosesi kirab Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Sejumlah abdi dalem Keraton Surakarta mengikuti prosesi kirab Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Hingga kini tradisi tersebut masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat setempat sebagai wujud menjaga tradisi adat istiadat leluhur serta untuk menambah pengetahuan sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa bagi kaum muda.

Sejumlah warga mengirabkan Gunung Apem Lanang dan Wadon mengelilingi desa di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Sejumlah warga mengirabkan Gunung Apem Lanang dan Wadon mengelilingi desa di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Sejumlah warga membuat kue apem yang dijual saat tradisi sebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Sejumlah warga membawa gunungan apem yang dikirab dari Masjid Besar Jatinom untuk disebar saat tradisi sebar Apem Ya Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Sejumlah utusan dari Pengelola Pelestari Peninggalan Ki Ageng Gribig berdoa sebelum melakukan penyebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Ribuan warga menanti sebaran kue apem saat tradisi sebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Sejumlah warga berebut kue apem yang disebar saat tradisi sebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Ribuan warga menanti sebaran kue apem saat tradisi sebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.

Foto dan Teks: Aloysius Jarot Nugroho

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi