Bangun citra polisi dengan wayang edukasi

Prasetia Fauzani

Pagi itu suasana Taman Kanak-kanak Dharmawanita Kediri, tidak seperti biasanya. Suara anak-anak yang biasanya terdengar riuh tiba-tiba hening sejenak saat satu persatu wayang karton mulai ditancapkan pada batang pohon pisang.

Konsentrasi mereka tertuju pada tokoh-tokoh wayang karton yang tak lazim ditemukan pada pertunjukan wayang kulit. Tidak ada semar, petruk, bagong, ataupun gatotkaca dan digantikan dengan karakter sejumlah tokoh di masyarakat seperti polisi, petani, pelajar, guru, hingga preman pasar.

“Selamat pagi anak-anak hebat.... adakah yang kenal dengan aku ini siapa?” Terdengar suara mirip perempuan yang seolah-olah keluar dari tokoh wayang berwujut ibu guru.

Kapolsek Pare AKP Bowo Wicaksono berlatih sekaligus menyiapkan lakon pementasan wayang edukasi.

Kapolsek Pare AKP Bowo Wicaksono memotong karton saat pembuatan wayang edukasi.

Inilah sepenggal kalimat pembuka pada pertunjukan wayang edukasi oleh AKP Bowo Wicaksono seorang polisi yang kini menjabat sebagai Kapolsek Pare Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Pertunjukan wayang karton yang ditampilkan berkeliling ke sejumlah sekolah taman kanak-kanak tersebut merupakan bagian dari program Polisi Sahabat Anak. Wayang kontemporer dipilih sebagai media edukasi tepat untuk anak-anak karena dinilai mampu membawa pesan moral dalam setiap pertunjukan secara menyenangkan sekaligus menghibur.

Usai pertunjukan wayang selalu ditutup dengan menggambar lambang negara Garuda Pancasila secara bersama-sama guna menumbuh kembangkan semangat patriotisme menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak dini.

Kapolsek Pare AKP Bowo Wicaksono melukis cekakik di rumah joglonya yang akan dipamerkan sebagai bagian dari penampilan wayang edukasi.

Seragam polisi yang dipakai saat mementaskan wayang edukasi.

Darah seni lulusan Bintara Polri tahun 1998/199 ini didapat dari sang ayah yang merupakan seorang guru kesenian. Bakat seninya selanjutnya diasah secara otodidak dengan cara mengamati dan berusaha memodifikasi berbagai aktivitas kesenian yang pernah dia lihat.

Melalui kegemarannya menonton wayang kulit membuahkan ide membuat wayang karton kontemporer untuk dipentaskan sendiri. Keahlian menggambarnya kemudian dikembangkan pada potongan karton menjadi wujud wayang edukasi. Selain itu, bapak dua anak ini mengerjakan proyek personal pameran lukisan cekakik dari ampas kopi yang kelak akan menjadi satu rangkaian pertunjukan wayang buatannya.

Dirinya yakin melalui berkesenian mampu menunjang profesinya sebagai polisi pengayom sekaligus membangun citra positif kepolisian di tengah masyarakat.

AKP Bowo Wicaksono (tengah) bersiap untuk melakukan aktivitas.

Kapolsek Pare AKP Bowo Wicaksono (kiri) bernyanyi bersama anak-anak sebelum mementaskan wayang edukasi.

Karakter wayang yang akan ditampikan dalam pementasan.

Kapolsek Pare AKP Bowo Wicakson (kiri) mementaskan wayang edukasi program Polisi Sahabat Anak di TK Dharmawanita.

Pementasan wayang edukasi dengan tema waspada penculikan anak.

Anak-anak TK memperlihatkan gambar garuda pancasila.

Suasana ruang kerja Kapolsek Pare AKP Bowo Wicaksono yang dihiasi sejumlah tokoh wayang karton buatannya.

Foto dan teks: Prasetia Fauzani

Editor : Prasetyo Utomo

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi