Santri berdikari jayakan negeri

Muhammad Adimaja

Lantunan lagu keroncong sayup-sayup terdengar menyambut pagi, mengiringi derap langkah para santri dan santriwati yang sedang berlarian menuju ruang kelas di Pesantren Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Pesantren yang didirikan pada tahun 1996 itu memiliki jenjang pendidikan yang lengkap mulai dari Pendidikan Usia Dini (Paud) hingga Perguruan Tinggi. Sedangkan sistem pengajaran dan pendidikan disesuaikan dengan  kurikulum yang telah dibuat oleh Kemendikbud.

Selain diajarkan tentang kaidah dan syariat islam,  santri juga ditanamkan rasa nasionalisme. Sebelum kelas dimulai, para santri dan pengajar diwajibkan menyanyikan lagu  kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza.

Para santriwati berjalan untuk mengikuti ibadah shalat jumat di Masjid Rahmatan Lil 'Alamin, Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Pengajar mengayuh sepedanya usai mengajar para santri di Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Para santri yang sudah memasuki tingkat Ulya (setara SMA/MA) akan mendapatkan pembekalan kemandirian dan tambahan pengetahuan lainnya, salah satunya tentang perkembangan teknologi perkebunan atau bioteknologi. Mereka mendapat pendampingan dengan para peneliti dan mahasiswa Universitas Al-Zaytun

Teknologi yang diberikan kepada santri salah satunya adalah cara budidaya tanaman melalui metode kultur jaringan dimana metode tersebut memungkinkan memperbanyak tanaman dengan kontrol yang lebih baik. Al-Zaytun juga membangun laboratorium untuk mendukung riset dan perkembangan bioteknologi..

Pesantren dengan luas 1.200 hektar ini juga mempunyai lahan persawahan sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangan para santri, pengajar dan pekerja di ponpes tersebut. Mereka juga membangun gudang beras untuk menampung hasil panen yang juga dijual untuk masyarakat sekitar melalui koperasi.

Santriwati berlari menuju ruang kelas untuk mengikuti pelajaran di Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Sejumlah pengajar melakukan rapat perencanaan dan evaluasi sebelum memasuki kelas untuk memberikan pelajaran di Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Semua pengetahuan tambahan tersebut diberikan kepada para santri untuk menumbuhkan sikap mandiri serta mampu beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan teknologi. Hal ini sesuai dengan misi pesantren tersebut untuk menjadi pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian, menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.

Santriwati menutup mukanya dengan Al-quran di Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Para santriwati membaca ayat suci Al-quran di Masjid Rahmatan Lil 'Alamin, Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Pengajar memberikan materi pelajaran kepada para santriwati di Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Santriwati melakukan budi daya tanaman pisang melalui metode kultur jaringan di Laboratorium Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Pekerja memperlihatkan padi Koshihikari di laboratorium pertanian Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Dua pekerja memindahkan beras ke lumbung beras milik Ponpes Al-Zaitun di Indramayu, Jawa Barat.

Santriwati mengambil jatah makan di ruang makan Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Seorang pekerja mencuci baju milik para santri di Ponpes Al-Zaitun, Indramayu, Jawa Barat.

Foto udara Ponpes Al-Zaitun di Indramayu, Jawa Barat.

Foto dan teks : Muhammad Adimaja

Editor : Wahyu Putro A

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi