Inspirasi dari Theti, mengolah lahan tanpa membakar

Makna Zaezar

Keberadaan lahan gambut di Indonesia diprediksi telah ditemukan lebih dari 300 tahun yang lalu saat penjelajah menemukan sebaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan.

Kedua pulau inilah yang hingga sekarang memiliki sebaran lahan gambut yang luas di Indonesia diikuti dengan pulau Papua. Gambut adalah jenis lahan basah yang terbentuk dari timbunan material organik berupa sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut dan jasad hewan yang membusuk di dalam tanah.

Theti (41) seorang warga asli Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah adalah salah satu wanita asli berdarah Dayak Kapuas yang berupaya mengolah lahan tanah gambut dengan memanfaatkan pekarangan yang ada disekitar pemukiman rumahnya.

Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya bersiap untuk berangkat bercocok tanam di lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Tanah gambut yang sudah berubah menjadi tanah mineral di lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Dengan bermodalkan ilmu dari hasil pelatihan dan pendidikan yang difasilitasi oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Indonesia pada tahun 2018, Theti mulai menyebarluaskan ilmu yang dia dapat dengan membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya dengan berisikan 10 orang.

Theti bersama sembilan anggota KWT lainnya secara konsisten menerapkan hasil pendidikannya bersama BRGM Indonesia dan telah dipercaya menjadi kader tingkatan mahir. BRGM juga memberikan bantuan berupa alat pertanian pendukung lainnya serta uang pembinaan untuk dikembangkan oleh para anggota KWT Tampelas Raya.

Berbagai jenis tanaman sayuran dan buah seperti tomat, sawi, jeruk, cabai, terong, dan kacang panjang ditanam menggunakan bahan organik dengan pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) sehingga dapat mencegah bahaya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla)

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya, Theti (kiri) bersama anggotanya memasang plastik moza sebelum menanami bibit sayuran di atas tanah bekas gambut di lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya, Theti membuat alat pemanas tradisional untuk melubangi plastik moza yang dipasang pada tanah bekas gambut di lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Cerita keberhasilan KWT Tampelas Raya dalam mengolah tanah gambut tanpa membakar telah membawa Theti mempresentasikan upaya yang dilakukan kesejumlah negara di Asia Tenggara dan Eropa dengan pendampingan dari BRGM Indonesia.

BRGM Indonesia sebagai fasilitator percepatan pelaksanaan restorasi gambut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada areal restorasi gambut, memberikan modal gratis berupa lahan percontohan atau Demonstration Plot (Demplot) dengan luas lahan sebesar 0,5 hektare (ha) dengan sifat tanah gambut yang sudah berubah menjadi tanah mineral di pekarangan rumah warga.

Sejumlah anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya menanam bibit sayur tomat di atas tanah bekas gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya merawat tanaman sayur terong yang ditanam di atas tanah bekas lahan gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya menyiapkan cairan nutrisi organik untuk tumbuhan yang ditanam pada tanah bekas gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya mengambil bibit tanaman sayur tomat sebelum ditanam di atas tanah bekas gambut di lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya memanen cabai yang ditanam di atas tanah bekas gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya menunjukkan hasil sayur terong yang dipanen di atas tanah bekas gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Tampelas Raya berpose bersama anggotanya usai bercocok tanam di atas tanah bekas gambut pada lahan percontohan (Demplot) di Desa Mantangai Hilir, Kapuas, Kalimantan Tengah.

Foto dan teks : Makna Zaezar

Editor : Prasetyo Utomo

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi