Bertaruh nyawa menaklukkan api

Nova Wahyudi

Angin yang bertiup kencang dalam sekejap telah membuat api semakin membesar. Suara api melahap pepohonan berpadu dengan raungan mesin pompa air yang dipacu untuk mengalirkan air dari kanal perkebunan sawit untuk segera menghentikan menjalarnya si jago merah.

Di tengah situasi panas dan asap yang mengurung, personel Manggala Agni berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Maju..maju kejar kepala api, kita putus kepala api agar tidak meluas, matikan mesin, sambung selang, air masuk...maju..maju", teriak seorang anggota regu kepada rekannya.

Petugas gabungan Manggala Agni menyusun strategi perencanaan pemadaman dalam tenda di Desa Jungkal, Ogan Komering Ilir (OKI).

Personel Manggala Agni menyusun strategi perencanaan pemadaman dalam tenda di Desa Jungkal, Ogan Komering Ilir (OKI).

Komitmen pantang pulang sebelum padam seakan membuat mereka lupa sedang bertaruh nyawa. Bagi para penakluk api itu, ada kepuasan tersendiri ketika berhasil memadamkan sekecil apa pun kebakaran.

Sejak minggu kedua Januari 2023 mereka mulai diterjunkan oleh Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera untuk melakukan operasi patroli dan aktivasi pondok kerja untuk antisipasi karhutla sebagai dampak fenomena el-nino yang melanda wilayah Indonesia. Namun pada awal Juni, karhutla itu benar terjadi, dan mereka pun mulai melakukan pemadaman.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luas lahan yang terbakar di seluruh Indonesia periode Januari - Oktober 2023 seluas 994.313,18 ha yaitu 154.429,92 ha merupakan lahan gambut sedangkan 839.883,36 ha lahan mineral atau non gambut dengan jumlah titik api mencapai 10.090 titik.

Selang air dan alat pelindung diri (APD) dipersiapkan untuk pemadaman kebakaran lahan gambut.

Foto kolase petugas Manggala Agni saat melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan

Khusus di Provinsi Sumatera Selatan, lahan yang terbakar seluas 109.460,7 ha yaitu meningkat drastis jika dibandingkan sebelumnya, Januari-September 2023 seluas 32.496,5 ha dan Januari-Agustus 2023 seluas 4.082,8 ha.

Pada kasus kebakaran besar yang terjadi di area perkebunan sawit milik perusahaan PT WAJ yang telah pailit, sejak 30 Agustus hingga sekitar Nopember 2023 telah menjadi salah satu penyebab polusi asap terbesar dengan luasan lahan yang terbakar 7.381 ha.

Sebanyak 300 personel Manggala Agni dari Daops Banyuasin, Daops Muba, Daops OKI, Daops Lahat dikerahkan. Bahkan personel Manggala Agni dari sejumlah Daops yang ada di Jambi juga diperbantukan.

Sejumlah kendaraan melintas saat kebakaran melanda di kawasan jalan lintas Palembang-Indralaya di Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI)

Personel Manggala Agni Daops Banyuasin menolong pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan akibat kabut asap di Jalan Lintas Palembang-Indralaya di Desa Sungai Rambutan, Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI).

Kepala BPPIKHL Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto mengatakan kebakaran di lahan perusahaan di Desa Jungkal, Ogan Komering Ilir (OKI) itu merupakan kasus yang sulit dipadamkan. Ini lantaran kondisi lahan kebun sawit yang tidak terkelola.

Area kebun sawit yang cukup luas dan tidak terkelola menyebabkan banyaknya pohon kering sehingga menjadi bahan bakar yang melimpah. Kondisi itu diperparah dengan angin yang sangat kencang, gambut yang dalam, dan sumber air untuk pemadaman semakin berkurang.

Selain itu upaya pemadaman terbatas bisa dilakukan saat siang hari karena terlalu berisiko tinggi di malam hari. Lahan gambut yang tidak stabil bisa mengancam nyawa petugas yaitu bisa terperosok ke dalam tanah yang membara.

Personel Manggala Agni Daops Banyuasin dan Daops Lahat menarik selang air untuk melakukan pemadaman kebakaran lahan di Desa Sungai Rambutan, Indralaya Utara, Ogan Ilir (OI).

Personel Manggala Agni Daops Banyuasin menarik selang air untuk memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara Dua, Ogan Ilir (OI).

Dalam penanganannya, para petugas yang tergabung dalam berbagai regu setiap harinya mesti bersinergi satu sama lain dan tinggal bersama-sama di bawah tenda yang didirikan di pinggir kanal perkebunan sawit.

Berhari-hari bahkan berganti bulan mereka mesti rela tidak bertemu keluarga untuk berada di lokasi karhutla dengan sarana dan prasarana hidup yang amat sederhana seperti keterbatasan makanan, mandi air rawa dan tanpa fasilitas kamar kecil/jamban.

Oleh karena itu personel Manggala Agni merupakan orang pilihan yang tak diragukan lagi kerelaannya, ketangguhan dan kegigihannya serta tanggung jawabnya dalam bertugas di tengah horornya bencana karhutla.

Personel Manggala Agni Daops Banyuasin menyantap makan siang di pinggir kanal saat melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

Personel Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara Dua, Ogan Ilir (OI).

Karhutla yang cenderung berulang terjadi di Sumatera Selatan penanggulangannya juga membutuhkan komitmen tinggi dan keseriusan antarlembaga serta instansi terkait sehingga aksi mereka bukanlah cuma sekadar menghadiri apel siaga, memamerkan peralatan anyar, atau sekadar datang ke lokasi untuk memegang selang, berfoto / video dengan berpura-pura melakukan pemadaman untuk dikirim sebagai laporan ke atasan.

Personel Manggala Agni mandi dengan air rawa di lokasi perkemahan di Desa Jungkal, Ogan Komering Ilir (OKI).

Personel Manggala Agni melaksanakan shalat di lokasi perkemahan di Desa Jungkal, Ogan Komering Ilir (OKI).

Petugas medis dari sebuah rumah sakit datang dan memeriksa kesehatan personel Manggala Agni di lokasi kebakaran lahan gambut di Desa Jungkal, Ogan Komering Ilir (OKI).

Foto dan Teks : Nova Wahyudi

Editor : Nyoman Budhiana

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi