Elegi Lewotobi

Aditya Pradana Putra

Telah lebih dari sepekan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, memuntahkan material vulkanis dari perutnya. Sejak Senin, 4 November 2024 dini hari Lewotobi terus mengalami erupsi yang belum berkesudahan. Akibatnya 10 warga meninggal dunia akibat tertimpa batu panas yang terlontar dari kawah Lewotobi Laki-laki, sementara puluhan warga lainnya mengalami luka-luka dan 13.116 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman (data terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana per 13 November 2024).

 

Mengamuknya gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut itu memberikan duka tersendiri pada belasan ribu warga di sejumlah desa yang berada dalam radius 9 kilometer dari pusat erupsi. Usai angkat kaki dari rumah, hari-hari mereka lalui dengan kecemasan di posko pengungsian. Seluruh harta benda, termasuk ternak dan lahan pertanian, mereka tinggalkan di kampung. Aktivitas perekonomian mereka pun kini lumpuh. Untuk sementara ini para warga menggantungkan keberlangsungan hidup mereka dari bantuan di enam titik posko pengungsian terpusat di Kabupaten Flores Timur dan dua titik lainnya di Kabupaten Sikka.

Debu vulkanis dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menutupi atap bangunan-bangunan dan pepohonan di Desa Boru, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Warga berlari menjauh dari erupsi dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

 

Tak hanya mereka yang mengungsi di posko terpusat, sebagian warga lainnya yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga ada yang mengungsi secara mandiri di hutan, ladang, dan perbukitan yang berada masih di zona aman dari pusat erupsi. Seraya masih mengharap asa yang tersisa, mereka memutuskan mengungsi secara swadaya agar lebih mudah bila sewaktu-waktu ingin mengecek kondisi hewan-hewan ternak di kampung. Namun, mereka masih belum memastikan seberapa lama bisa bertahan di posko tersebut mengingat mereka kurang terperhatikan sebagai sasaran bantuan karena lokasi pengungsian yang terpencil.

 

Kondisi salah satu rumah yang atapnya rusak akibat terlalu berat menahan meterial vulkanis dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Klatanlo, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Kondisi salah satu rumah yang rusak terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Klatanlo, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak Minggu, 3 November 2024 masih menetapkan status Lewotobi Laki-laki berada dalam status Level IV Awas. Gunung api strato bertipe andesitic yang terletak di bagian timur Pulau Flores telah lebih sepekan terus mengeluarkan lahar dan kolom asap. Bahkan, pada Jumat, 8 November 2024 kolom asap dari erupsinya mencapai tinggi 10 kilometer dari puncak gunung atau rekor tertinggi yang dicatat oleh PVMBG. Sementara, guguran lahar pun mengalir ke berbagai penjuru gunung.

 

Di tengah belum redanya erupsi Lewotobi Laki-laki, pemerintah pusat berupaya memformulasikan solusi bagi para warga yang terdampak bencana itu. Selain penanganan awal dengan penyediaan kebutuhan mendasar bagi para pengungsi, pemerintah juga akan merelokasi warga yang berada di zona merah untuk pindah ke lokasi yang lebih aman.

Kolom abu dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tampak dari Desa Pululera di Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Seorang warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki asal posko pengungsian Desa Hikong, Talibura, Kabupaten Sikka tiba di posko baru mereka di Desa Kobasoma, Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

 

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memastikan pembangunan rumah bencana untuk masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dekat dengan lokasi kerja warga. Sebanyak 2.700 rumah akan disiapkan untuk masa depan yang lebih baik bagi warga yang terdampak. Di samping itu, pemerintah juga akan memberikan dana tunggu hunian bagi masyarakat yang rumahnya rusak berat sebesar Rp500 ribu per kepala keluarga setiap bulan selama enam bulan.

 

Sejumlah petugas Satuan Brimob Polri menggotong lansia terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki asal posko pengungsian Desa Hikong, Talibura, Kabupaten Sikka setibanya di posko baru mereka di Desa Kobasoma, Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Sejumlah warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menumpang truk untuk dievakuasi dari posko pengungsian Desa Hikong di Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Kesabaran warga masih dibutuhkan selama masa tanggap darurat dalam dua bulan ke depan. Doa yang sama terpanjatkan oleh para pengungsi dan warga lainnya yang bersimpati agar elegi akibat erupsi Lewotobi ini lekas berhenti.

 

 

Seorang warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki membawa patung Bunda Maria miliknya saat dievakuasi dari posko pengungsian Desa Hikong di Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Salah satu pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pulang ke rumahnya untuk memberi makan babi ternaknya di Hokeng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Kondisi Pasar Boru dengan latar belakang erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Boru, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Kondisi puncak Gunung Lewotobi Laki-laki tampak dari Seminari Menengah San Dominggo di Hokeng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Foto dan teks : Aditya Pradana Putra

Editor : Puspa Perwitasari

Lisensi

Pilih lisensi yang sesuai kebutuhan
Rp 3.000.000
Reguler
Editorial dan Online, 1024 px, 1 domain
Rp 7.500.000
Pameran dan Penerbitan
Pameran foto, Penerbitan dan Penggunaan Pribadi