MENYUCIKAN JIWA PARA PELAUT MUDA

Nova Wahyudi

Suara-suara "hantu" terdengar dari pengeras suara yang ada di setiap ruangan KRI Bima Suci-945, diiringi teriakan membahana dari awak kapal.

"Bangun, bangun, ayo bangun, bangun, ayoo bangun, bangun! saatnya kalian menyucikan diri!" teriak awak KRI Bima Suci-945 saat mengetuk pintu kamar Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat III angkatan 69 dan Prajurit TNI AL yang baru bergabung di KRI Bima Suci-945.

Sebanyak 102 orang taruna dan prajurit kemudian berjalan menuju geladak, satu per satu nama mereka dipanggil dengan pengeras suara untuk mengikuti ritual mandi khatulistiwa, sebuah tradisi pelaut dunia jika melewati ekuator atau garis khatulistiwa pada koordinat 0 derajat Lintang Utara Lintang Selatan.

Awak KRI Bima Suci-945 menggunakan kostum penggawa Dewa Neptunus mengetuk pintu kamar Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 untuk mengikuti prosesi mandi khatulistiwa saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Awak KRI Bima Suci berkostum Kapten Davy Jones dan penggawa "Dewa Neptunus" melakukan prosesi mandi khatulistiwa kepada Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Saat itu laut sangat tenang dan cuaca pun bersahabat. Angin berhembus pelan melewati geladak kapal layar tiang tinggi kelas Barque buatan Spanyol tersebut.

Para awak KRI Bima Suci-945 yang berkostum penggawa Dewa Neptunus mulai menyemprotkan air laut kepada taruna dan prjaurit yang berbaris dan berjalan jongkok serta merayap mengelilingi geladak kapal. Adegan-adegan dan babak-babak pembuka dimulai. Siraman demi siraman air laut di tengah gelap malam terus membasahi seakan tak akan berhenti.

Malam itu menjadi sangat berarti dan membanggakan bagi para pelaut muda yang mengikuti ritual mandi khatulistiwa dalam operasi Kartika Jala Krida (KJK) 2022.

Komandan KRI Bima Suci-945 Letkol Laut (P) Muhammad Sati Lubis (kedua kanan) memberikan arahan kepada para Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 dalam prosesi mandi khatulistiwa saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Untuk melaksanakan mandi khatulistiwa, ada peran-peran yang harus dilakoni para prajurit TNI AL pengawak kapal. Ada yang berperan sebagai Dewa Neptunus (dewa penguasa samudera raya), Dewi Amfirite (permaisuri dari Dewa Neptunus), Kapten Davy Jones (sosok antagonis yang menagih janji Dewa Neptunus untuk membersihkan samudera dari orang orang darat yang masih kotor) dan para penggawa lainnya.

Tepat pukul 23:30 "Kapten Davy Jones" bersama penggawa lainnya memasuki geladak KRI Bima Suci, disambut Perwira Pelaksana Mayor Laut (P) Bambang Rudi, "Kapten Davy Jones" meminta Komandan KRI Bima Suci-945 Letkol Laut (P) Muhammad Sati Lubis untuk menyiapkan pembaptisan pada esok harinya.

Pukul 05:00 para pelaut muda kembali dibangunkan oleh penggawa-penggawa "Dewa Neptunus", semua kembali berlari dan berkumpul di atas geladak KRI Bima Suci-945. Saat pembaptisan pun dimulai, satu persatu nama mereka disebut untuk menghadap "Dewa Neptunus" dan "Dewi Amfirite" dengan menyatakan bahwa mereka siap untuk dibaptis dan dilanjutkan dengan ritual minum "jamu khusus" yang bermakna air kehidupan agar para pelaut muda menjadi segar dan kuat. Setelah meminum jamu laut kepala mereka dicelup ke dalam "air khusus" di dalam ember besar untuk disucikan agar para pelaut muda yang mengikuti ritual menjadi suci dan diterima sebagai penghuni dasar lautan. "Air khusus" itu sebagai lambang penyucian diri, terbuat dari berbagai jenis ramuan rempah-rempah dan bahan-bahan lainnya.

Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

“Selamat, jiwa kalian telah disucikan oleh Dewa Neptunus, karena untuk mengarungi samudera jiwanya harus bersih” kata Komandan KRI Bima Suci-945 Letkol Laut (P) Muhammad Sati Lubis.

Untuk menandai bahwa mereka telah mengikuti ritual mandi khatulistiwa, para peserta diberikan sertifikat yang sarat dengan makna. Tertulis nama dan juga nama baptis samudera yang diambil dari nama-nama rasi bintang seperti Reticulum, Sabik, Phoenix, Pegasus, dan Orion.

Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Awak KRI Bima Suci-945 berkostum Dewa Neptunus bersama Dewi Amphitrite dan penggawa tiba untuk melakukan prosesi mandi khatulistiwa kepada Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945 saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Nama baptis peserta Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat III Angkatan ke-69 yang mengikuti prosesi mandi khatulistiwa di KRI Bima Suci-945.

Awak KRI Bima Suci-945 berfoto bersama usai mengikuti prosesi mandi khatulistiwa saat melintasi perairan Sulawesi Utara.

Foto dan teks : Nova Wahyudi

Editor : R Rekotomo

Licence

Choose the license that suits your needs
$ 200
Photo Story Regular
Editorial and Online, 1 domain
$ 500
Photo Story Exhibition & Publishing
Photo Exhibition & Publishing