Duka bara Marapi

Iggoy el Fitra, Muhammad Arif Pribadi 

Sirine ambulan meraung-raung, sahut menyahut, memecah diamnya malam. Lampunya menyibak kabut, rodanya melibas lumpur dan bebatuan di jalan itu. Malam baru datang, Nagari Batu Palano buncah.

Lepas waktu Isya, orang-orang mulai ramai memacu kendaraannya ke Posko I Gunung Marapi. Mereka berpapasan dengan para pendaki yang bergegas turun ke bawah.

Gunung aktif itu meletus pada Minggu (3/12/2023) pukul 15.00 WIB. Warga di Kecamatan Sungai Pua, Nagari Palano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang lokasinya berjarak sekitar enam kilometer dari kawah hanya mendengar dentuman, namun visual tidak terlihat. Muntahan kolom abu berisi material vulkanik mencapai 3.000 meter dan menghujani nagari itu dengan pasir.

Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Panyalaian, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Tanaman sawi yang tertutup material abu vulkanik Gunung Marapi di Daerah Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Sementara di posko I pendakian, malam itu sektiar pukul 20.00 WIB tim SAR gabungan bersama masyarakat sudah berkumpul untuk bersiap mengevakuasi korban erupsi di atas sana, meskipun mereka belum tahu kondisi yang terjadi selain laporan langsung dari korban yang dikirim via jejaring sosial.  Satu persatu, korban luka-luka dapat dievakuasi ke bawah.

Tim SAR terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, dan relawan lain serta warga melakukan evakuasi secara estafet, mengingat jarak yang jauh dan curam, serta kondisi hujan dan masih terjadi erupsi.  Proses evakuasi hingga keesokan harinya, mencatat dari 75 orang pendaki yang terdaftar, 23 orang meninggal dunia, 52 lainnya selamat meskipun sebagian dalam kondisi luka-luka.

Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang dapat terjadi erupsi bersifat eksplosif itu sudah berlangsung sejak Januari 2023. Sehubungan dengan itu, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius tiga kilometer dari kawah/puncak.

Tanda pendakian Gunung Marapi ditutup oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar di pintu masuk jalur pendakian Gunung Marapi, Agam, Sumatera Barat.

Relawan membagikan masker bagi pelajar SD yang lokasinya terdampak abu Gunung Marapi di Nagari Bukit Palano, Agam, Sumatera Barat.

Data BNPB, gunung api itu pernah erupsi pada tanggal 8 September 1830 dengan mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 meter di atas kawahnya disertai dengan suara gemuruh.

Kemudian pada tanggal 30 April 1979, menurut laporan pers pada saat itu disebutkan 60 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor. Erupsi Marapi juga terjadi pada 5 Juli 1992 yang merenggut nyawa seorang pendaki bernama Abel Tasman, Nama itu kemudian dijadikan monumen di kawasan cadas.

 

Petugas TNI mengatur komunikasi saat evakuasi korban bencana erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat.

Tim SAR Gabungan dan relawan menaiki mobil untuk menuju ke jalur pendakian Gunung Marapi, Agam, Sumatera Barat.

Petugas mendorong mobil ambulan yang terjebak lumpur saat membawa korban erupsi Gunung Marapi di Posko BKSDA, Agam, Sumatera Barat.

Tim gabungan mengangkat jenazah korban erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Keluarga korban menunggu jenazah anaknya yang sedang diidentifikasi di RS Achmad Muchtar Bukittinggi, Sumatera Barat.

Petugas BPBD membantu memindahkan jenazah korban yang sudah diidentifikasi di RS Achmad Muchtar Bukittinggi, Sumatera Barat.

Keluarga melepas jenazah korban erupsi Gunung Marapi untuk dimakamkan, di Padang, Sumatera Barat.

Foto dan teks : Iggoy el Fitra, Muhammad Arif Pribadi 

Editor : Prasetyo Utomo

Licence

Choose the license that suits your needs
$ 200
Photo Story Regular
Editorial and Online, 1 domain
$ 500
Photo Story Exhibition & Publishing
Photo Exhibition & Publishing